Makna Filosofis Panjang Tong Dipotong Pondok Tong Disambung sebagai Prinsip Budaya Kampung Adat Cikondang

Authors

  • Putri Ardila Universitas Pendidikan Indonesia
  • Dirham Alkayyisa Tayyara Tazkia Universitas Pendidikan Indonesia
  • Gadies Reva Dhea M Universitas Pendidikan Indonesia
  • Ghea Amanda Cahaya Puspa Universitas Pendidikan Indonesia
  • Syalaisya Namira Universitas Pendidikan Indonesia
  • Mamat Supriatna Universitas Pendidikan Indonesia
  • Aam Imaduddin Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.61132/semantik.v3i3.1806

Keywords:

ancestral culture, Cikondang village, philosophical meaning

Abstract

In an effort to understand the richness of local culture that continues to survive amid the tides of changing times, this study examines the philosophical meaning of the traditional expression Panjang Tong Dipotong, Pondok Tong Disambung as a foundational value in cultural preservation in the Cikondang Indigenous Village. This research aims to reveal how this philosophy is applied in the daily lives of the community and its role in maintaining cultural continuity. The study was conducted using a qualitative method with an ethnographic approach, and data were collected through in-depth interviews with several informants from the Cikondang Indigenous Village community. The findings show that the expression is not only a symbol of tradition but also serves as a guiding principle that preserves cultural heritage in an intact and adaptive manner amidst the forces of globalization and modernization.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afsari, A. S., Sobarna, C., & Risagarniwa, Y. Y. (2020). Fenomena ungkapan tradisional bahasa Sunda di Kota Bandung: Kajian sosiolinguistik [The phenomenon of Sundanese language traditional expression in Bandung City: Sociolinguistics analysis]. Totobuang, 8(1), 165–182.

Darmawan, W., Kurniawati, Y., Yulianti, I., & Gumelar, F. E. (2023). Pengembangan nilai kearifan lokal ekologi Kampung Adat Cikondang dalam lingkungan kebudayaan dan komunitas melalui ecomuseum. Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 13(1), 73–89.

Emilda, N. (n.d.). Potensi budaya rupa Kampung Adat Cikondang Kabupaten Bandung sebagai sumber etnopedagogi karakter masyarakat. Narada, 5(3), 291057.

Febriansyah, R. (2024). Dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terhadap nilai-nilai budaya. Glow: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 49–55.

Handani, S. S., Mustika, D., & Supriatna, N. (2025). Inovasi pembelajaran IPS yang inklusif melalui pemanfaatan Kampung Adat Cikondang sebagai laboratorium alam dan budaya. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia, 4(1), 128–134.

Istiqomah, A., & Widiyanto, D. (2020). Resolusi konflik berbasis budaya Tionghoa dan Jawa di Surakarta. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 17(1), 40–49.

Khairunniza, L. D. E., & Handani, S. S. (n.d.). Rumah Adat Cikondang dalam konteks pelestarian budaya dan lingkungan di era modern. Tsaqifa Nusantara: Jurnal Pembelajaran dan Isu-Isu Sosial, 3(2), 113–129.

Kurnia, H., & Lestari, D. (2023). Transformasi sosial budaya masyarakat Suku Korowai dalam konteks modernisasi dan globalisasi. Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 4(1), 190–204.

Mahmuda, M., & Silvianetri, S. (2025). Konseling berbasis budaya: Konseling di tengah keberagaman budaya di Indonesia. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia, 10(3), 279–286.

Njatrijani, R. (2018). Kearifan lokal dalam perspektif budaya Kota Semarang. Gema Keadilan, 5(1), 16–31.

Rahmawati, A., & Cahyanto, T. (2024). Analisis penetapan cagar budaya Kampung Adat Cikondang sebagai sarana konservasi hutan adat. Jurnal Pendidikan, Bahasa dan Budaya, 3(3), 162–169.

Ridwan, I. M., Yuliansyah, H., & Rahadi, P. F. (2024). Representasi kultural dalam desain Rumah Julang Ngapak: Analisis semiotika pada rumah adat Sunda. Wacadesain, 5(2), 52–61.

Rusfandi, R. (2024). Pentingnya pemahaman budaya dan identitas sosial. Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Pendidikan, 18–32.

Safitri, A. A., Rahmadhany, A., & Irwansyah, I. (2021). Penerapan teori penetrasi sosial pada media sosial: Pengaruh pengungkapan jati diri melalui TikTok terhadap penilaian sosial. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Bisnis, 3(1), 1–9.

Saputra, R., Korohama, K. E., Suarja, S., Nurjanah, N., Lase, J. F. E., Suryadi, H., ... & Nihaya, M. (2024). Buku ajar dasar-dasar bimbingan dan konseling. PT Sonpedia Publishing Indonesia.

Sari, M. P., Wijaya, A. K., Hidayatullah, B., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2023). Penggunaan metode etnografi dalam penelitian sosial. Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer, 3(1), 84–90.

Sedana, I. N., Damayani, N. A., & Khadijah, U. L. S. (2013). Preservasi berbasis kearifan lokal (Studi kasus mengenai preservasi preventif dan kuratif manuskrip lontar sebagai warisan budaya di Kabupaten Klungkung Bali). Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 1(1), 91–106.

Septemiarti, I., & Dasyah, S. (2023). Penguatan kecerdasan perspektif budaya dan kearifan lokal (antropologis). Jurnal Literasiologi, 10(1).

Subyakto, K. (2015). Azas ultimum remedium ataukah azas primum remedium yang dianut dalam penegakan hukum pidana pada tindak pidana lingkungan hidup pada UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Jurnal Pembaharuan Hukum, 2(2), 209–213.

Suharson, A. (2024). Regenerasi pengrajin gerabah perempuan di Pundong, Kasongan, dan Bayat dalam mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal budaya Jawa. Panggung, 34(1), 28–45.

Sundar, A., & Kusumawati, I. R. (2022). Naga Dina, Naga Sasi, Naga Tahun: Sebuah identitas, petungan dan pantangan dalam kearifan lokal kepercayaan masyarakat Jawa di tengah globalisasi. Enggang: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 3(1), 12–20.

Triwardani, R., & Rochayanti, C. (2014). Implementasi kebijakan desa budaya dalam upaya pelestarian budaya lokal. Reformasi, 4(2).

Wahyuningsih, I., Kusumawati, H., Atmaja, Y., Purwoko, A. W., & Kristiyanto, A. (2020). Kajian saintifikasi bahan konservasi tradisional berdasarkan naskah kuna. Jurnal Konservasi Cagar Budaya, 14(2), 42–57.

Yunidar, M. (2025). Bahasa, budaya, dan masyarakat: Perspektif sosiolinguistik kontemporer. Kaizen Media Publishing.

Yusanto, Y. (2020). Ragam pendekatan penelitian kualitatif. Journal of Scientific Communication (JSC), 1(1).

Yusuf, I. M., Nurulsyam, A., Fatimah, Z., Zahra, A., Sriyanti, J., Khairunnisa, D., Galuh, U., Knowledge, L., Teknologi, L., Skill, L., Material, L. I., & Tourism, V. (2024). Pola local genius masyarakat Kampung Adat Kuta. 11, 10–12.

Downloads

Published

2025-06-04

How to Cite

Putri Ardila, Dirham Alkayyisa Tayyara Tazkia, Gadies Reva Dhea M, Ghea Amanda Cahaya Puspa, Syalaisya Namira, Mamat Supriatna, & Aam Imaduddin. (2025). Makna Filosofis Panjang Tong Dipotong Pondok Tong Disambung sebagai Prinsip Budaya Kampung Adat Cikondang. Semantik : Jurnal Riset Ilmu Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 3(3), 55–78. https://doi.org/10.61132/semantik.v3i3.1806

Similar Articles

1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.